Selamat datang di blog Fauzul Azhim! Blog ini sedang dalam perkembangan. Mohon kritikan dan saran. Terima kasih!

Senin, 30 Januari 2012

Degradasi Ekosistem di Indonesia

Apa itu ekosistem? Ekosistem menunjukkan adanya hubungan saling berinteraksi dan ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Berarti, tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri, melainkan perlu berinteraksi dengan organisme lain serta lingkungannya. Pola-pola interaksi tersebut melibatkan faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi individu, populasi, dan komunitas makhluk hidup. Sedangkan faktor abiotik meliputi suhu, sinar matahari, air ,tanah, angin, ketinggian, dan garis lintang. Pola-pola tersebut berjalan melalui rantai makanan, aliran energi, dan daur biogeokimia.
Di Indonesia, telah terjadi degradasi berbagai ekosistem. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh ulah masyarakat yang tak bertanggung jawab. Mereka hanya mementingkan keuntungan tanpa melihat dampak negatif dari ulah mereka. Degradasi berbagai ekosistem di Indonesia, mengindikasikan bahwa pola-pola interaksi dalam ekosistem tersebut sedang terancam punah. Apa saja ekosistem di Indonesia yang sedang mengalami degradasi? Ekosistem tersebut, yaitu ekosistem hutan, terumbu karang, pantai, dan lain sebagainya.
Ekosistem hutan di Indonesia kian lama kian mengalami degradasi kuantitas. Selama sepuluh tahun terakhir, degradasi tersebut mencapai dua juta hektar per tahunnya. Degradasi ekosistem hutan yang demikian mengakibatkan kerugian sekitar Rp83 miliar per hari atau Rp30,3 triliun per tahun. Hal ini tentu disebabkan oleh maraknya penebangan liar (Ilegal logging) di daerah-daerah terpencil. Kalau ditelusuri lebih jauh, banyak aktivitas  masyarakat yang dapat menyebabkan degradasi ekosistem hutan. Salah satunya dengan membakar sebagian wilayah hutan yang akan dijadikan lahan perkebunan. Aktivitas ini menghasilkan asap yang dapat mengurangi kenyamanan, keindahan serta mengganggu kesehatan. Dengan melihat dampaknya, mudah-mudahan mereka sadar.
Selain itu, ekosistem karang juga mengalami degradasi. Hal ini mengakibatkan laju aberasi pantai, mengurangi abilitas menahan gelombang laut, dan merusak habitat biota terkait. Peristiwa lain, seperti tsunami di Aceh 26 Desember 2004, peningkatan aktivitas Gunung Merapi di Jawa Tengah pada pertengahan 2006, semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo (Jawa Timur) Juni 2006, serta bencana alam lainnya menambah panjang catatan degrasdasi ekosistem.
Masyarakat yang bersifat modern, komsumtif serta boros cenderung akan mempercepat laju berkurangnya sumber daya alam dan menambah banyaknya sampah di alam. Akumulasi limbah dan sampah menurunkan mutu lingkungan sehingga mengurangi abilitas alam dalam menopang kehidupan organisme. Ini artinya, degradasi ekosistem masih sedang berlangsung. Kapan degradasi ekosistem di Indonesia berhenti? Tentu jawabannya ada pada mereka yang peduli kepada alam.
Oleh karena itu, perbaikan serta pelestarian  berbagai ekosistem di Indonesia harus dilaksanakan. Keberhasilan program ini tentu saja melibatkan berbagai elemen selain pemerintah. Dan program ini merupakan tanggung jawab elemen tersebut. Terlebih lagi menjadi tanggung jawab masyarakat yang menjadi pelaku degradasi ekosistem. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar